Halo dunia.. hari ini
aku kembali memposting ulang puisi karya Sapardi Djoko Damono berjudul “Hujan
Bulan Juni”.. Entah, sudah berapa Juni aku mengagumi karyanya yang satu ini. dan
kupastikan akan terus mengaguminya. Ada selaksa kisah terlukis senada dengan
tiap bait kata-katanya. Maka, di penghabisan Juni tahun ini aku ingin
menuliskannya.. di situsku..
Hujan Bulan Juni
Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
bagaimana? Memesona bukan?
Ada semacam haru yang mengalir membersamai desir darahku. Entahlah denganmu.. tapi
yang jelas, ada makna yang tersirat jika
kamu membacanya dengan hati. Apapun yang kau temukan. Bagaimanapun penafsiranmu.
Percayalah ..~ sampai jumpa.
Salam,
dian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar